Kamis, 27 Agustus 2009

Nenek Ripa




NENEK RIPA
USIA :
69 TAHUN
TEMPAT TINGGAL :
DUSUN PURAJA



Nenek Ripa tinggal disebuah gubuk di sebuah tegalan. Beliau tinggal disana sendiri. Namun sekarang ada kerabat beliau yang membuatkan pondok kecil sederhana bersebelahan dengan kerabatnya tersebut.

Tiap hari rutinitas nenek Ripa adalah memunguti daun kelapa yang sudah kering. Beliau berangkat pagi-pagi sekali menuju sebuah ladang yang disana banyak tumbuh pohon kelapa. Ladang tersebut adalah milik desa setempat. Selain beliau, ada juga orang lain yang memunguti daun-daun kelapa yang jatuh tersebut. Jadi kadang kalau beliau kurang pagi kesana, maka beliau tidak akan memperoleh apa-apa.

Nenek Ripa hidup dengan menjual kayu bakar. Namun diusia beliau yang sudah mencapai 70 tahun, beliau sering sekali sakit. Jadi beliau jarang bisa melakukan aktivitas beliau.
Beliau sempat bercerita kepada kami bahwa sekarang ini jarang yang mau beli kayu bakar. Padahal itu satu-satunya penghasilan beliau.

Beliau sejak lama hidup sendiri karena beliau tidak pernah menikah. Dan sampai usia beliau yang sekarang beliau hanya tinggal sendirian.

KETUT NGEMBAH




KETUT NGEMBAH
USIA :
32 TAHUN
TEMPAT TINGGAL :
DUSUN PURAJA


Tiap orang di dunia ini pasti selalu berusaha berjuang keras dengan segala daya upaya untuk membuat hidupnya lebih baik. Mungkin dengan bekerja dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Namun tidak semua orang dapat melakukannya.

Ketut Ngembah adalah seorang pria yang kini usianya baru beranjak 32 tahun. Seorang pria yang mungkin belum lama menikah ini seharusnya masih mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun keadaan berkata lain, sejak beberapa tahun lalu, Pak Ketut Ngembah menderita sakit. Badannya yang dulu bugar, kian lama kian kurus dan hingga kini beliau terbaring lemah tak berdaya. Semua yang beliau miliki telah dipakai untuk biaya berobat. Pak Ketut hanya bisa pasrah terhadap keadaan.

Namun dibalik semua penderitaannya, pak Ketut Ngembah masih terlihat tegar, semua itu berkat kehadiran seseorang yang memberikan semangat tiada henti, setia menemani hari-hari pak Katut dengan penuh kesabaran dan suka-cita, serta senantiasa merawatnya dengan begitu tulus dalam keadaan apapun. Malaikat itu adalah istri dari Pak Ketut Ngembah sendiri.

Untuk Pak Ketut Ngembah dan keluarga, kami berdoa, semoga ada jalan kesembuhan untuk bapak Ketut Ngembah dan semoga ada orang yang peduli dengan segala ketulusan hatinya, seperti halnya ketulusan dari istri bapak, yang tiada hentinya menopang semangat kehidupan bapak ketut dan sekeluarga.

Kakek Mawa




KAKEK MAWA
USIA :
75 TAHUN
TEMPAT TINGGAL :
DUSUN PURAJA



Kakek Mawa termasuk salah seorang yang kami datangi untuk membagikan sedikit sembako. Kebetulan waktu kami datang Kakek Mawa sedang tidak ada di rumah. Dan saat itu yang ada di rumah hanya putranya saja. Jadi putranya yang menerima pemberian dari kami dan kebetulan disaksikan oleh Kelian Dusun Puraja.

Dalam usianya yang hampir 80 tahun, kakek Mawa mungkin sudah tidak mampu lagu beraktivitas seperti yang lain. Beliau hanya mengandalkan putranya dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Putra kakek Mawa tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Demi menunjang kehidupan dia dan ayahnya, dia berusaha mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan. Kebanyakan biasanya tetangga yang meminta bantuan dia untuk membelah kayu bakar, mencangkul ladang, menebang bambu atau pekerjaan lainnya. Upah yang dia terima dari pekerjaan tersebut tentunya tidaklah banyak. Namun paling tidak bisa mencukupi kebutuhan makan sehari untuk dia dan kakek Mawa.

Istri kakek Mawa sudah tiada. Dan putranya sendiri juga tidak menikah. Jadi mereka hanya tinggal berdua.

Ibu Dayuh




IBU DAYUH
USIA :
60 TAHUN
TEMPAT TINGGAL :
DUSUN PURAJA


Ibu Dayuh adalah salah seorang warga Dusun Puraja yang kini telah memasuki usianya yang ke-60 tahun. Beliau tinggal seorang diri di sebuah gubuk yang sederhana. Berpisah dengan keluarga tentunya menjadi hal yang sangat tidak diinginkan oleh siapapun, begitu juga oleh beliau.

Tentunya dapat kita rasakan betapa sedih hati beliau ketika harus merelakan anaknya pergi bertransmigrasi demi penghidupan sang anak yang lebih baik. Terlebih lagi, suami ibu Dayuh tercinta telah berpulang kepadaNya. Hal tersebut makin menambah sayatan hati ibu seorang anak ini.

Namun hal tersebut tidak menggoyahkan semangat Ibu Dayuh untuk tetap bertahan menjalani kehidupan beliau saat ini. Seperti halnya ibu-ibu lain pada umumnya, beliau menjalani hari-harinya dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga sambil sesekali mengingat kenangan indah dulu bersama suami dan anak tercintanya.

Dengan keadaan ekonomi yang kurang cukup dan perjuangan besar seorang ibu Dayuh, tentunya kita dapat merasakan bagaimana kehidupan beliau sekarang. Untuk ibu Dayuh, kami berharap agar ibu tetap tegar dan semangat menghadapi kehidupan ini, dan semoga ada hati tulus yang terketuk melihat penderitaan ibu saat ini. Semoga Tuhan senantiasa memberikan hal terbaik untuk ibu.

Ibu Dunung





IBI DUNUNG
USIA :
65 TAHUN
TEMPAT TINGGAL :
DUSUN PENAGA



Ibu Dunung adalah orang yang berasal dari keluarga tidak mampu. Di usianya yang kini mencapai 65 tahun, beliau berjuang menghidupi keluarganya. Tidak banyak yang bisa Ibu Dunung lakukan. Tetapi Ibu Dunung tetap berusaha melakukan aktivitas apa saja yang beliau bisa lakukan guna menghidupi dirinya dan keluarganya.

Meski usia Ibu Dunung belum terlalu tua, namun kondisi ekonomi Ibu Dunung yang kurang bagus membuat beliau memeras keringat setiap hari untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Dan itumembuat fisik Ibu Dunung jadi kian rapuh. Goresan wajahnya menyiratkan rasa lelah, namun ada semangat di dirinya untuk tetap bertahan.

Suami Ibu Dunung sudah tiada. Jadi seorang diri kini beliau menghidupi keluarganya.
Semoga saja ada hati yang terketuk untuk sedikit memikirkan kehidupan Ibu Dunung dan keluarga.

Nenek Jro Mangku Dastri





JRO MANGKU DASTRI
USIA :
78 TAHUN
TEMPAT TINGGAL :
DUSUN PURAJA



Jro Mangku Dastri kini hapir berusia 80 tahun. Dalam usia beliau sekarang beliau berjuang menjalani kehidupannya. Entah karena faktor usia atau karena hal lain, Nenek Mangku sering sekali sakit.

Saat kami datang, beliau sedang duduk disamping gubuk kecilnya. Dan kami juga tau beliau sedang tidak sehat.
Beliau sudah ditinggal oleh suami, dan kini tinggal sendiri. Mungkin saudara - saudara dekat beliau yang kini menopang kehidupan beliau.

Nenek Gedot



NI NENGAH GEDOT
USIA :
90 TAHUN
TEMPAT TINGGAL :
DUSUN PURAJA


Nenek Nengah Gedot adalah salah seorang yang kami rasa pantas untuk dibantu. Dalam usia beliau yang saat ini mencapai 90 tahun, tentunya beliau sudah tidak mampu bekerja atau melakukan sesuatu yang bisa menghasilkan uang demi mencukupi kebutuhan hidup beliau. Untuk berjalan saja tentunya sudah merupakan hal yang susah untuk dilakukan. Namun semangat beliau untuk tetap bertahan menjalani hidup membuat beliau tetap berusaha semampunya.

Dengan bantuan sebuah tongkat beliau melangkahkan kaki untuk sekedar mencari sayuran, memungut kayu bakar untuk memasak ataupun ke jalan untuk sekedar membeli sesuatu di warung.
Suami beliau sudah meninggalkannya beberapa tahun yang lalu. Dalam keseharian beliau mungkin hanya bisa bertumpu pada keluarga beliau untuk sekedar keperluan makan.

Ibu Wayan Srining




NI WAYAN SRINING
USIA :
67 TAHUN
TEMPAT TINGGAL :
DUSUN PURAJA

Ni Wayan Srining adalah seorang ibu yang kini telah berusia 67 tahun. Ibu ini tinggal seorang diri disebuah gubuk amat sederhana disebuah ladang yang dikelilingi pepohonan. Beliau tidak memiliki anak karena beliau tidak pernah menikah. Sejak kakaknya meninggal puluhan tahun lalu, beliau menjalani kesehariannya tanpa ada yang menemani.

Kegiatan ibu Wayan Srining setiap hari adalah mencari kayu bakar untuk dijual ke pasar, dan atau kalau ada musim kopi atau cengkeh, beliau memungut buah kopi atau cengkeh yang terjatuh dan dikumpulkan satu per satu, kemudian dijual ke pasar. Dapat kita bayangkan bahwa tentunya tidaklah banyak yang bisa dihasilkan dari semua itu. Apalagi dengan usia beliau yang sudah tua, tentunya beliau tidak selalu bisa melakukan kegiatan-kegiatan itu setiap hari. Dan kalaupun beliau dapat mengumpulkan kayu bakar untuk dijual, tentulah hasil yang beliau terima tidaklah banyak. Mungkin hanya cukup untuk membeli keperluan makan beliau. Seperti saat kedatangan kami ke gubuknya, kami temui beliau sedang membuat sapu lidi dari daun kelapa yang telah beliau kumpulkan.

Tinggal seorang diri disebuah gubuk yang kecil, tentunya bisa kita bayangkan, betapa amat tersiksanya beliau menghadapi hari-harinya. Terlebih lagi jika kita melihat keadaan di dalam gubuk. Sungguh amat menyayat hati kami, melihat tempat tidur beliau yang hanya beralaskan selembar tikar yang telah usang dan disekelilingnya berserakan berbagai benda, belum lagi dinding gubuk yang tentunya jauh dari rasa nyaman. Namun beliau tetap tegar menjalani hidup bertahun-tahun dengan kondisi seperti itu.

Ibu Wayan Srining..., Semoga ada hati yang terketuk oleh penderitaan ibu. Semoga Tuhan selalu menjaga ibu.

Saudara Kita

Saudara Kita

Saudara Kita

Saudara Kita


Kebahagiaan itu tidaklah mampu diukur dari seberapa besar kesuksesan yang kita raih, namun seberapa berartinya kita bagi orang lain.

kadang hal sederhana sekalipun mungkin amat berarti bagi orang lain. jadi seharusnyalah kita tidak menutup mata hati untuk segala hal disekeliling kita.

Tidak perlu harus melihat seberapa besar yang bisa kita bagi atau kita korbankan untuk orang lain, namun sejauh mana ketulusan yang kita miliki untuk melakukan semua itu

Mungkin tidak satu orangpun diantara kita yang ingin hidup dan tinggal dalam kondisi seperti ini.
Akan tetapi tidak semua orang mampu lepas dari keadaan seperti ini.

Walau dalam hati mereka amat tidak menginginkan, akan tetapi mau tak mau mereka harus jalani.

Semoga dengan ini kita bisa mensyukuri segala apa yang telah kita terima, dan mampu membuat semua itu berarti untuk orang lain

Kamis, 09 Juli 2009

Daftar Anggota

DAFTAR ANGGOTA



NO NAMA ALAMAT
1 I Wayan Nemuasa Bangli / Denpasar
2 I Wayan Andy Karyasa Bangli / Denpasar
3 I Made Sunarja Bangli / Denpasar
4 I Made Darsana Bangli / Denpasar
5 I Ketut Sutomo Bangli
6 Pak Putu Sutama Bangli / Denpasar
7 I Wayan Deddy Saputra Bangli
8 Ni Ketut Nyanti Bangli
9 I Wayan Jati Bangli
10 Ibu Putu Darmika Bangli / Denpasar
11 Pak Nyoman Bidel Bangli
12 I Ketut Swana Bangli
13 I Komang Budiada Bangli
14 I Wayan Sandi Bangli
15 Ni Putu Arista Dewi Denpasar
16 I Made Pasek Sukarda Bangli
17 I Komang Yudana Bangli / Denpasar
18 I Komang Wirasta Bangli
19 I Ketut Gotrem Bangli
20 Ni Wayan Erni Bangli / Denpasar
21 Made Dwipayana Denpasar
22 I Gede Sunarta Denpasar
23 Agus Wara Nugraha Denpasar
24 Wayan Langgeng Bangli / Denpasar
25 Bapak Kuat Bangli / Denpasar
26 Komang Martina Bangli
28 Pak Nyoman Suarsana Bangli
29 Ketut Kasih Bangli / Gianyar
27 Wayan Mulayasa Bangli
28 I Komang Suitra Bangli / Denpasar
29 Bpk Reken Bangli
29 I Made Kardi Bangli
28 Wayan Suartana Bangli
30 Nyoman Widana Bangli / Denpasar
30 Ketut Lembi Bangli / Denpasar
31 Made Tika Bangli / Denpasar
29 Ketut Landuh Bangli / Denpasar
32 I Ketut Sumandri Bangli
31 Luh Putu Ary Utami Denpasar / Surabaya
33 I Putu Artana Bangli / Denpasar
34 Dolphin Manado
35 I Dewa Ketut Kembar Gianyar
36 Bambang Pranoto Gianyar
37 Gung Neni Denpasar